18 Juli 2012, mungkin adalah hari terberat bagiku untuk tahun ini. Seperti petir yang menyambar secara tiba2, kudapatkan kabar dari seorang yang paling kusayang bahwa dia memutuskan untuk meninggalkan apa yang sudah kita jalin selama kurang lebih 6 bulan ini. Yah..secara hitungan waktu memang tidak terlalu lama, namun kami sudah melakukan banyak hal dan sungguh berarti di hidup saya. Sangat berat untuk menerima keputusan satu pihak itu namun apa yang bisa kulakukan? Gak ada..!! Berjuang sendiri untuk mempertahankan? Pasti.!! It's not a big problem acctually, tapi hal tersebut cukup membuat hidup saya seperti berhenti sekejap.
Berlebihan memang apabila seorang chuz memiliki rasa yang teramat dalam seperti ini, namun satu hal yang perlu diingat bahwa saya adalah wanita biasa yang bisa juga merasakan sakit hati. Dulu saya pernah berpikir bahwa cinta itu bullshit, gak ada, ato mungkin ada, tapi hanya dimiliki oleh sebagian orang. Saya berpandangan lurus ke depan, hanya berpikir tentang uang, uang dan uang. Ketika Desember kemaren saya bertemu seseorang dalam perjalanan liburan saya ke Bali, saya bertemu dengan cinta (yang kata saya bullshit). I fall in love with him, with a boy who has different background, really different. Dari situ saya merasa bahwa perbedaan itu gak ada, sama sekali melebur, yang ada hanya 2 orang manusia yg saling menyayangi. Sayangnya hal tersebut hanya saya yang merasakan, lain hal nya dengan dia. Justru karena perbedaan itulah yang membuatnya mengambil keputusan sepihak seperti itu.
Berat, berat, dan sangat berat. Mungkin terlalu berlebihan saya larut dalam kesedihan. Sepert ada lubang besar yang menganga di hati dan mungkinkah bisa menutup lagi. Jelas sangat berat karena yang sebenarnya saya adalah independent woman, namun pada akhirnya saya juga butuh sosok lelaki yang memang bisa mengatur dan membimbing saya ke jalan yang baik. Pada saat inipun, masih lubang itu ada dan masih sangat besar. Mungkin dalam waktu yang sangat lama saya ingin kembali kepada prinsip yang lama, saya mati rasa. Hambar, gak ada yang bisa saya rasakan lagi. Anda bisa bilang saya trauma, yes absolutely saya sangat trauma. I'd give my best, but what happened to me right now? I've got my heart broken.
He said "I love you, but I'm not gonna be your man". Apa yang anda lakukan apabila mendengar hal tersebut? Sayapun gak tahu harus berbuat apa, cuma terasa nyeri, sesak, sakit dan kaku. Mungkin cuma mimik muka yang bisa menjelaskan seperti apa saya pada saat itu. Yaa..I love u too man, and I'm gonna love you forever whatever it will be happened. You should know man, that I'm gonna keep this feeling, keep all the love that you gave. You leave but I'm not gonna leave.
Saya masih bingung dengan apa yang selanjutnya akan saya lakukan, yang pasti mungkin saya akan berhenti mencintai, kembali seperti dulu lagi. Mengisi hidup dengan bekerja dan membantu orang2 yang membutuhkan. Mengajar di pinggir rel kereta api daerah lumumba dengan anak2 jalanan lebih menyenangkan daripada harus mengenyam cinta yang menurut saya sangat menyakitkan. Dan selanjutnya cinta saya hanya untuk Tuhan dan anak2 itu.
Man, saya masih mau berusaha untukmu, masih mau berusaha untuk masa depan kita, namun jika kamu tidak menghendaki, biarkan saya hidup sendiri.